Mari jujur pada diri.
Pada hati.
Akuilah kenyataan ini
Bahawa kenyataannya
Kita yang bersifat manusia ini.
Terkadang ada “cinta” yang datang mengusik jiwa kita.
Bersembunyi dibalik tirai keinginan yang amat sukar dimengertikan.
Sehingga kita lena dalam angan – angan
lalu menjadikan kita terbayang satu keindahan yang amat kita impikan
Terasa seolah kita menanti sesuatu
Sesuatu yang akan membuatkan kita rasa bebas bahagia di awang – awangan.
Terkadang kita rasa ingin membuang perasaan ini
membuangnya jauh – jauh dari hidup kita
tapi ia tetap menerjah kita
Seperti ombak
Seperti badai
Pergi dan datang
Pergi dan datang
Tanpa kita dapat menolaknya
Malah bertambah kuat menghempas kita
Kita tidak tahu sampai kapan harus kita sembunyikan hati dan perasaan ini
Bukan kita minta ianya berlaku
Bukan kita minta ianya menyusup dalam hati kita
Bukan kita minta untuk ia hadir ke dalam sanubari kita
Namun disitulah ia berbunga
Disitulah ia mekar
Disitulah ia menguntum
Dan mengharumkan hati hati kita
Meskipun hati dan rindu ini kita sorokan
Di balik mata manusia.
Namun,
Rasa itu kadangkala melemaskan
Merimaskan iman di jiwa
Lantas, kita tertanya
Kemana “cinta” itu harus dilontarkan?
Tetapi
Cinta itu diam sahaja
Diam seribu bahasa
Ia beku
Diam dan terus membisu
Seolah iman tidak mampu menjawab soalan itu.
Dalam mencari jawaban..
Baru kita sedar
Cinta
Yang paling menenangkan
Yang paling mendamaikan
Yang paling menyejukkan
Hanya cinta kepada Pencipta Cinta
Iaitu Allah SWT
Ketika itu
Hati bergetus
Alangkah indahnya
Jika seluruh umat manusia di dunia ini
Mencintai Tuhannya melebihi cintanya kepada ciptaan Tuhannya
SubhanAllah.
Ya Allah cintakanlah kami pada perkara – perkara yang Engkau cintai
Dan bencikanlah kami pada perkara – perkara yang Engkau benci
~ilmi-islam.com~
No comments:
Post a Comment